Thursday, February 15, 2007

Bangun Pariwisata Tanpa Diskotek

Kuala Terengganu - Ada satu lagi yang membuat beda Negeri Terengganu, sebuah negara bagian yang terletak di timur Semenanjung Malaysia. Di negeri ini, diskotek tidak boleh didirikan. Pemerintah Negeri Terengganu bertekad meningkatkan sektor pariwisata tanpa diskotek.

"Silakan wisatawan datang ke Terengganu. Bila mereka ke sini, ya silakan ikuti aturan di sini. Bila para wisatawan mencari diskotek, silakan saja datang ke tempat lain," kata Menteri Besar Terengganu, Dato Seri Haji Idris Jusoh, saat bertemu sejumlah pimpinan media massa Indonesia di Puncak Gamelan, Primula Beach Resort, Kuala Terengganu, Rabu (14/2/2007) malam.


Pada tahun 2008, Terengganu akan meluncurkan program 'Visit Terengganu 2008'. Karena itu, saat ini pemerintahan Terengganu sedang giat-giatnya membangun banyak proyek. Proyek-proyek baru yang ditargetkan selesai pada tahun 2007 ini antara lain renovasi Bandara Sultan Mahmud, pembangunan stadion mewah, pembangunan masjid kristal yang akan menjadi kebanggaan orang Terengganu, dan pembangunan universitas dan sekolah-sekolah.

Untuk membangun megaproyek ini, pemerintah Negeri Terengganu mendapat dana dari pemerintah pusat Malaysia dan anggaran negeri. Dana 6 miliar ringgit Malaysia (RM) digelontorkan untuk mendanai pengembangan proyek ini. "Tidak ada bantuan asing sama sekali," ujar Idris Jusoh seperti dilaporkan wartawan detikcom Arifin Asydhad dari Kuala Terengganu.

Sejumlah hotel swasta juga terus dibangun oleh kalangan pengusaha. Namun, pembangunan diskotek tidak diperbolehkan. Inilah yang membedakan Kuala Terengganu dengan Bali. "Pengembangan wisata kami juga sesuai dengan asas negeri kami, yaitu Islam Hadhari," ujar dia.

Saat ini, pendapatan/pemasukan untuk Terengganu disumbang dari proyek minyak dan gas yang dilakukan Petronas di lepas pantai Laut Cina Selatan. Pemasukan dari sektor pariwisata masih terlalu sedikit. Sedangkan wisatawan yang melancong ke Terengganu didominasi oleh wisatawan lokal.

"Wisatawan mancanegara hanya sekitar 8-9 persen saja," kata Dato' Mohammed bin Awang Tera, Pengerusi Jawatan Kuasa Pembangunan Industri dan Pelancongan Negeri Terengganu.

Pariwisata Terengganu dibangun dengan semangat Islam yang kuat. Karena itu, di wilayah yang berpenduduk 90% muslim ini tidak diperkenankan berdiri diskotek. Begitu juga dengan judi. Bahkan, saat ini bioskop saja tidak ada di Kuala Terengganu.

Selain masalah pariwisata, pemerintah Terengganu juga bersemangat membangun pendidikan dan ekonomi. Bahasa Inggris mulai diajarkan secara intensif sejak playgroup. Sementara pendalaman Alquran juga terus digalakkan, sebagai upaya merealisasikan akhlaqul karimah kepada generasi yang akan datang.

Idris Jusoh sangat yakin, meski pariwisata yang dibangunnya ini berasas Islami, namun pembangunan pariwisata Terengganu tetap akan berhasil. Apalagi, saat ini Kuala Terengganu menjadi tempat-tempat perlombaan internasional, seperti perlombaan pacuan kuda, perlombaan kapal layar, dan sebagainya. Dengan adanya banyak event internasional ini, maka para wisatawan pun akhirnya bisa menikmati pariwisata Kuala Terengganu.

(asy/nrl)

Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/15/time/094529/idnews/742456/idkanal/10

No comments: